27 November 2008

CERPEN


CERPEN

“VALENTINE FOREVER”


"Enggak kerasa ya sudah setahun lewat."

"Iya, tau-tau udah Februari."

"Sekarang tanggal tiga belas."

"Besok empat belas, udah valentine."

Lurie dan Alex terdiam. Dari atas menara Eiffel, mereka menatap kota Paris yang terhampar di bawah. Lampu-lampu kota berkerlap-kerlip menggoda. Jalan-jalan penuh dengan kendaraan yang merayap.

Saat itu, warga Paris yang merasa kotanya amat romantis tengah sibuk menyambut hari kasih sayang. Café-cafe dan tempat nongkrong ditata lebih cantik dari hari-hari biasa. Kue cokelat dan krim berbentuk hati sudah dipajang di etalase-etalase toko kue. Bunga-bunga mawar dibungkus plastik dijual per tangkai di sudut¬sudut jalan yang ramai.

"Gue gak mau kita ngerayain valentine di tempat yang udah pernah," Lurie berkata lagi.

"Jadi, tahun ini kita ngerayainnya di mana?"

"Jangan di sini lagi. Dua tahun lalu, kita udah ngerayain valentine di Paris."

"Kalo gitu enaknya di mana?"

"Ya, pikirin dong."

"Ini lagi dipikirin. Tapi kan gak gampang dapet ide ngerayain valentine di mana yang oke."

"Enggak cuma tempatnya oke, suasananya harus romantis. Gue gak mau ngerayain valentine di piramid. Serem!"

"Ngapain juga ngerayain valentine di piramid? Lagian di Mesir

siang panas banget. Malem dingin gak ketulungan. Gak banget!" "Anu, Lex." Luri menepuk bahu Alex. "Coba inget-inget dulu." "Apaan?"

"Perayaan valentine kita yang paling romantis menurut lo di mana?"

Alex berpikir. Sejenak.

"Sepertinya yang di Venesia romantis juga."

"Gue juga suka. Gue masih inget malam hari kita naik gondola nyusurin kanal-kanal. Sayang romantisnya gak perfect." Lurie tiba-tiba tertawa. "Gue ilang feeling waktu ngedenger pengayuh gondolanya nyanyi. Fals banget."

"Iya. Tapi dia ngotot harus nyelesain nyanyi satu lagu."

"Kalo dia nyanyi dua lagu, gue dorong dia sampe kecebur di kanal."

"Mungkin dia takut lu ceburin makanya dia nyanyi satu lagu doang."

"Hmmm.... Di Venesia itu lumayan oke. Yang di London menurut lo gimana?"

"Sebenernya asyik juga. Tapi gue gak suka ngeliatin jam Big Ben dari Sungai Thames. Mana London serem. Banyak hantunya." "Lebih asyik di Sidney ya?"

Lurie mengiyakan. "Jalan-jalan di opera house oke banget. Sidney salah satu kota favorit gue."

"Kalo New York?"

"Perasaan gue, orang New York gak peduli valentine deh. Masa valentine clubbing doang? Usai jingkrak-jingkrak pada teler? Gak oke banget!"

"Eh, lo mau sttasana valentine yang beda? Ke Cina aja kalo mau beda."

"Males. Ke Glodok di Indonesia aja udah serasa ke Cina." "Beda lagi. Kalo ke Jepang gimana?"

"Apa asyik?"

"Ya, belum tau. Kita kan belum pernah ke sana."

***

Turun dari menara Eiffel, Alex dan Lurie menyusuri taman. "Ke Champs Elysees yuk?"

"Ke sana lagi? Kan dua hari lalu kita udah jalan-jalan di sana seharian?" Mereka sudah menghabiskan waktu berdua di kota ini selama seminggu. Dalam suasana santai, Alex dan Lurie melakukan apa yang mereka suka.

"Menjelang valentine begini, suasana di Champs Elysess pasti asyik. Sambil jalan, kita bisa nyari ide besok mau ngerayain valentine di mana."

"Dari sini ke Champs Elysees naik apa? Subway?"

"Ya, iya lah. Masa terbang?"

"Jauh, Lur. Lagian mau ngapain di sana? Window shopping doang?"

Alex ingat. Champs Elysees adalah pusat perbelanjaan Paris yang dipenuhi kumpulan toko, café, dan butik-butik mewah. Lurie

senang sekali keluar-masuk butik terkenal. Gucci, Versace, Yves Saint Laurent, Prada, Louis Vitton, Armani, Chanel, dan rnasih ratusan lagi butik ternama. Selain suka mengamati baju-baju karya perancang ternama, Lurie bisa lama tak beranjak menatap jajaran parfum. "Kalo gue hirup wangi parfumnya, mereka gak tau kali ya?" kata Lurie waktu itu. Alex hanya tertawa karena dia mengerti apa maksud Lurie.

Tapi Alex enggak mood mau ke Champs Elysees lagi.

"Masa ke sana lagi, Lur? Mending cari suasana lain deli. Jalan¬jalan di sekitar taman sini juga oke."

Lurie tahu kalau sudah ngomong begitu, Alex susah diajak kompromi. Lagian, benar ucapan Alex. Kenapa dia enggak menikmati suasana taman di sekitar Eiffel?

Beberapa pasangan yang dimabuk cinta tampak berjalan santai bermesraan. Banyak yang cuek saling berciuman dan tak risih diperhatikan orang. Bahkan, seorang cewek berambut blonde terpekik genit kala cowoknya yang botak ngelabain dia di jalan.

Sshttt, jangan kasih tau orang Prancis ya? Menurut Lurie, cowok-cowok Prancis enggak oke seperti cerita di buku-buku atau film. Cowok-cowok Prancis ternyata jauh lebih banyak yang jelek daripada yang keren. Udah itu, rata-rata urakan dan gak peduli penampilan. Gak seperti cewek-cewek Prancis yang modis dan manis.

"Sepertinya kita doang yang keluar gak pake mantel atau jaket." Alex mengamati orang yang lalu-lalang.

Dia mengenakan celanajins dengan atasan kemeja rapi berwarna hitam. Lurie mengenakan baju terusan bahu terbuka berwarna pink yang girlie banget.

"Gue valentine banget ya, Lex?" Lurie sadar Alex menganrali bajunya.

"Valentine forever." Alex nyengir.

"Udah ah. Tiap tahun ngebahas valentine forever melulu. Burn a II lo cari ide kita pergi ke mana. Gue mau lewat tengah malam kita udah di tempat tujuan." Lurie memegang tangan Alex.

Alex terperanjat. "Kalo gitu, kita harus buru-buru ke bandana sekarang. Entar kita mau terbang ke negara mana aja masih sempat."

"Masa ke bandara naik subway lagi? Naik taksi aja."

"Terserah. Can aja kira-kira taksi mana yang mau ke bandara." Beberapa taksi lewat. Baru pada taksi kelima, Alex mendapatkan yang mereka inginkan.

Buru-buru mereka naik. Sopir taksinya, seorang lelaki Prancis botak dengan perut gendut, menyetel lagu-lagu cinta berbahasa Prancis.

"Sopirnya romantis juga."

"Iya. Lagunya pas banget."

Sepanjang perjalanan, Alex dan Lurie berpelukan.

"Lo inget gak? Kalo di Indonesia, menjelang valentine gini radio- radio pasti nyetel lagu Lady Valentine ama My Funny Valentine." "Iya. Jadul banget."

"Kok jadi inget Indonesia ya?"

"Udah, jangan dipikirin. Entar lo sedih lagi."

Akhirnya, tiba juga keduanya di bandara internasional Prancis, Charles de Gaulle.

Lurie dan Alex bingung lagi. Orang yang lalu-lalang ramai banget. Papan jadwal penerbangan yang penuh dengan jam terbang dan kota tujuan membuat mereka semakin bingung menentukan pilihan. Hongkong? Tokyo? Los Angeles? Hawaii? Nairobi? Berlin? Atau Ottawa?

"Kita sebenarnya mau ke mana?"

Lurie nyengir. Dia tau el-c alias Los Angeles sebelahan ama Hollywood. "Kalo gitu, kita ikutin dia."

***

Kala semua penumpang antre hendak naik ke pesawat menuju Los Angeles, Alex dan Lurie sudah masuk lewat belakang pesawat. Pramugari cantik yang bertugas di pinto belakang, ternyata seorang cewek negro. Wajahnya amat manis.

Alex iseng menarik baju si pramugari. "Tumben, negronya cantik bener."

"Iseng amat sih?!" Lurie memukul Alex.

Cewek negro itu seperti merasakan tarikan Alex ke bajunya. Ia menoleh mencari siapa yang sudah iseng kcpadanya. Alex buru¬buru ngumpet di bangku penumpang.

Untungnya, penumpang lain sudah mulai masuk ke pesawat. Sang pramugari negro buru-buru ikut membantu temannya yang lain menunjukkan bangku sesuai dengan nomor yang tertera di tiket para penumpang.

"Kursinya bakal penuh semua gak, Lex?" Lurie gelisah melihat penumpang cukup banyak.

"Sepertinya iya. Kalo ada yang kosong, paling kita dapet bangku misah."

"Gue gak mau kita duduk misah."

"Kita di cockpit aja yuk. Dekat pilot."

"Mana ada bangku kosong di cockpit?"

"Kita berdiri aja dulu. Nanti kalo pegel berdiri, barn nyari bangku di mana kek."

Selama penerbangan, Alex dan Lurie saling berpelukan di cockpit sambil menatap ke langit malam yang terbentang luas. Pilot.

dan co-pilotnya cuek aja seperti tak terganggu dengan kemesraan keduanya. Begitu banyak tombol dan panel yang dihadapi pilot di cockpit sehingga Alex sempat khawatir gimana kalo pilotnya salah tekan tombol. Tapi kekhawatirannya tak beralasan. Pesawat terbang dengan lancar, begitu kencang, mulus menembus kegelapan awan di malam hari.

"Dunia ternyata luas banget ya, Lex?" Lurie menatap takjub hamparan bintang di depannya. Dan angkasa, pemandangan langit di waktu malam jauh lebih indah daripada kita melihatnya dari darat.

"Kita mujur bisa pergi ke tempat mana yang kita mau."

"Itu untungnya keluarga gue punya usaha penerbangan," ujar Lurie. Detik berikutnya dia kelihatan sedih. "Sayang Papa udah pensiun dan mulai sakit-sakitan."

"Udah, jangan dipikirin." Alex inembelai rambut kekasihnya. "Papa ama Mama lo di Indonesia pasti gak ngelupain lo, meskipun mereka gak tau kita sekarang di mana."

***

Los Angeles. Kota para malaikat.

Pesawat mendarat menjelang subuh.

"Gila yaAmrik. Semua kotanya modern banget."Alex mengagumi semua yang dilihatnya. Subuh di Amerika menyemburatkan warna kelabu oranye yang unik di langit. Latar belakang gedung modern membuat kota semakin indah dipandang.

Dari bandara, mereka mencari-cari kendaraan mana yang kira-kira hendak menuju Hollywood.

"Lex." Lurie menggamit Alex. "Tuh."

Alex menatap sosok seorang lelaki bule gagah berambut hitam cepak.

"The Rock?" Alex melongo. Dia tak yakin apakah benar-benar melihat The Rock yang jagoan smack down dan belakangan tenar sebagai pemain film action. Sosok gagah itu dikawal tiga bodyguard yang gayanya lebih sombong dari orang yang dikawal. Mereka memasuki sebuah limousine hitam yang sudah menunggu. Ada sopir berpakaian jas dan topi yang super rapi memberi hormat sambil membukakan pintu.

Tanpa menoleh ke arah orang-orang yang memperhatikan, lelaki atletis itu langsung masuk mobil. Para pengawalnya ikut naik.

"Ikut mobil dia aja. Siapa tau dia ke Hollywood!" Alex menarik Lurie.

Mereka bisa masuk ke dalam mobil tanpa ketahuan. Itu hebatnya limousine. Karena ukurannya yang panjang dan luas, penumpang di dalamnya bisa duduk lega tak perlu desak-desakan.

"Yah, dia tidur." Lurie kecewa karena bule yang dikaguminya langsung molor di bangku empuk nan panjang. "Pantesan badan gede. Tidur mulu!"

"Kalo badan gede kebanyakan tidur, gak bakal berotot kayak dia. Mungkin dia kecapekan abis dari mana."

"Mobil ini ke mana ya kira-kira?"

"Mungkin The Rock mau pulang ke rumahnya. Atau dia ada syuting di Hollywood? Mana gue tau."

Lurie asyik mengamati pemandangan di luar. Deretan gedung bertingkat Los Angeles terlihat. Sekilas, Lurie yang sudah nyaris keliling Amerika tak bisa membedakan antara kota besar Amerika yang satu dengan yang lain. Downtown atau pusat kota semuanya dipenuhi gedung bertingkat yang amat modern. Tanpa landmark atau bangunan penanda kota, semua kota itu nyaris sama.

The Rock tetap tidur sepanjang perjalanan. Bodyguard-nya nyantai minum-minum dan makan dari persediaan di kulkas dalam mobil. Mereka sambil nonton TV yang menyiarkan lagu-lagu MTV dengan suara perlahan.

Dari sikap santai para bodyguard, Alex dan Lurie yakin para pengawal tak melihat mereka nyelip di limousine. Alex jadi iseng merhatiin The Rock yang pulas tidur seperti bayi.

"Jangan-jangan dia sampe rumahnya masih nerusin molor?" Lurie enggak mood tetap di dalam mobil.

"Mendingan kita cari tumpangan lain aja, Lex. Gue tetep pengen ngerayain valentine bareng Tom Cruise ama Katie Holmes. Atau siapa tau kita bisa ketemu Brad Pitt ama Angelina Jolie?"

"Oke." Alex setuju. "Lagian The Rock sepertinya gak peduli hari ini valentine apa enggak."

©00

Kala mobil limousine berhenti di sebuah perempatan besar, Alex dan Lurie menyelinap keluar. Hari sudah mulai terang. Tapi kehidupan Los Angeles belurn sepenuhnya menggeliat. Jalan masih sepi dengan orang yang lalu-lalang.

Ini rupanyakawasan SunsetStrip, tempatorangLAmenghabiskan malam dengan clubbing atau sekadar kongkow-kongkow.

Perhatian Lurie tersita kepada sepasang remaja yang tampak begitu mesra di dalam sebuah mobil Ferari berwarna merah menyala yang kapnya terbuka. Cowok di dalam mobil mengenakan kemeja biru bergaris ditutupi semi jas. Ceweknya yang berambut blonde sebahu pakai overcoat pink yang manis.

"Lihat, Lex. Keren banget." Lurie mengagumi pasangan itu. Kalau di Indonesia pasti keduanya sudah beken jadi pemain sinetron karena wajah dan penampilan yang amat mendukung.

"Keren apanya? Mobilnya?"

"Semuanya. Mobilnya, orangnya."

Alex enggak terlalu memikirkan kekaguman Lurie pada pasangan itu. Pikiran Alex berkelana ke suatu saat di Indonesia. Lima tahun yang lalu. Saat dia dan Lurie hendak merayakan valentine.

"Mereka pasti mau ngerayain valentine hari ini, Lex. Gue penasaran seperti apa acara valentine mereka entar."

"Lo mau ngikutin mereka?"

Lurie tersenyum, tapi seperti menahan kesedihan. "Daripada kita nyari di mana Torn Cruise ama Katie Holmes gak ketemu? Ayolah, Lex. Mereka mirip seperti kita lima tahun yang lalu kan?"

Hati Alex tersentuh. Lima tahun yang lalu....

"Jangan kelamaan mikirnya! Mereka keburu pergi!"

Lampu lalu-lintas merah berubah hijau. Mobil Ferari itu melaju lures ke jalan di depannya.

"Lo sih kelamaan," Lurie mengomeli Alex. "Padahal, gue pengen banget melihat kemesraan mereka berdua merayakan valentine...." Lurie tak melanjutkan kalimatnya. Matanya menerawang ke depan.

Alex dan Lurie tak melihat kejadian di jalan depan mereka. Dari sebelah kiri jalan, mendadak muncul sebuah jaguar hitam melaju kencang. Namun jalannya oleng. Mobil Ferari merah yang hendak terus membuat pengemudi jaguar hitam kaget dan tak kuasa mengerem.

Terdengar bunyi benturan dahsyat kala kedua mobil saling beradu.

Alex dan Lurie melongo.

"Yuk, lihat!" Alex berlari diikuti Lurie.

Mereka melihat kedua mobil sudah ringsek. Kaca mobil Jaguar pecah berantakan. Bagian depannya rusak parah. Sementara sisi kin depan mobil Ferari ringsek berat.

Orang-orang berdatangan menolong.

Namun di perempatan Cilandak, Baleno yang dikendarai Alex ditabrak dari depan oleh sebuah metromini yang ngebut.

Alex dan Lurie menangis saat mereka sadar sudah meninggal.

"Meski belum sempat merayakan valentine kita yang pertama, tapi kita masih bisa merayakannya, Lex."

"Setiap tahun, kita akan merayakannya, Lur."

"Setiap tahun, kita akan selalu bersama, Lex."

Ya, setiap tahun mereka selalu bersama dalam suasana valentine.

Valentine forever.

STUDY KOTA KEMBANG "BANDUNG"

BAB I

PENDAHULUAN


A. Alasan Pemilihan Judul

Berdasarkan pemikiran penulis yang telah penulis pertimbangkan maka penulis memilih judul “NUANSA STUDY KOTA KEMBANG”. Adapun alasan memilih judul tersebut adalah :

1) Untuk memperkenalkan Pariwisata Kota Kembang.

2) Memberikan wawasan yang luas tentang kota kembang kapada para pembaca.

B. Tujuan Penulisan Laporan

Laporan ini merupakan karya wisata yang berdasarkan atas pengalaman dan pengamatan langsung di lapangan. Tujuannya ialah :

1) Untuk melengkapi Tugas Akhir siswa-siswi kelas XII SMA BHAKTI PRAJA BATANG.

2) Untuk memperluas kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang didapat.

3) Untuk mengetahui bermacam-macam keanekaragaman yang ada di kota kembang Bandung.

C. Metode Penulisan Laporan

Pengumpulan data yang digunakan penulis untuk menyusun laporan ini menggunakan beberapa metode di antaranya adalah :

1) Metode Dokumentasi

Dengan cara ini penulis mengumpulkan data dengan mengumpulkan dari buku dan wawancara untuk mendapatkan informasi yang sangat diperlukan untuk menyusun kata-kata yang berhubungan dengan obyeknya.

2) Metode Interview

Suatu cara untuk memperoleh data dengan jalan tanya jawab langsung kepada pengelola obyek wisata.

3) Metode Observasi

Penulis datang langsung ke tempat obyek wisata.

D. Sistematika Penulisan Laporan

Untuk mengarahkan pada permasalahan dan membuat keteraturan dalam penyusunan laporan ini, maka dapat dibuat beberapa bab sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

Meliputi : Alasan Pemilihan Judul, Tujuan Penulisan Laporan, Metode Penulisan Laporan, Sistematika Penulisan Laporan.

BAB II Obyek Wisata

Meliputi : Observatorium Bosscha

a. Sejarah Observatorium Bosscha

b. Wujud fisik

c. Dasar falsafah

d. Lingkup Pelayanan

BAB III Obyek Wisata

Meliputi : a) Wisata Ciater

- Segala fasilitas yang ada pada obyek wisata Ciater

b) Gunung Tangkupan Perahu

- Legenda Rakyat Setempat

c) Wisata Cibaduyut

- Beragam fasilitasnya

BAB IV Penutup

Meliputi : a) Kesimpulan

b) Saran

BAB II

Obyek Study

OBSERVATORIUM BOSSCHA

A. Sejarah Observatorium Bosscha

Kubah teleskop Zaiss Besar di Observatorium Bosccha

Kubah dalam keadaan tertutup.

Observatorium Bosscha merupakan salah satu tempat peneropongan bintang tertua di Indonesia. Observatorium Bosscha berlokasi di Lembang, Jawa Barat, sekitar 15 km di bagian utara Kota Bandung dengan koordinat geografis 107° 36' Bujur Timur dan 6° 49' Lintang Selatan. Tempat ini berdiri di atas tanah seluas 6 hektar, dan berada pada ketinggian 1310 meter di atas permukaan laut atau pada ketinggian 630 m dari plato Bandung. Kode observatorium Persatuan Astronomi Internasional untuk observatorium Bosscha adalah 299.

Observatorium Bosscha (dahulu bernama Bosscha Sterrenwacht) dibangun oleh Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereeniging (NISV) atau Perhimpunan Bintang Hindia Belanda. Pada rapat pertama NISV, diputuskan akan dibangun sebuah observatorium di Indonesia demi memajukan Ilmu Astronomi di Hindia Belanda. Dan di dalam rapat itulah, Karel Albert Rudolf Bosscha, seorang tuan tanah di perkebunan teh Malabar, bersedia menjadi penyandang dana utama dan berjanji akan memberikan bantuan pembelian teropong bintang. Sebagai penghargaan atas jasa K.A.R. Bosscha dalam pembangunan observatorium ini, maka nama Bosscha diabadikan sebagai nama observatorium ini.

Pembangunan observatorium ini sendiri menghabiskan waktu kurang lebih 5 tahun sejak tahun 1923 sampai dengan tahun 1928.

Publikasi internasional pertama Observatorium Bosscha dilakukan pada tahun 1933. Namun kemudian observasi terpaksa dihentikan dikarenakan sedang berkecamuknya Perang Dunia II. Setelah perang usai, dilakukan renovasi besar-besaran pada observatorium ini karena kerusakan akibat perang hingga akhirnya observatorium dapat beroperasi dengan normal kembali.

Kemudian pada tanggal 17 Oktober 1951, NISV menyerahkan observatorium ini kepada pemerintah RI. Setelah Institut Teknologi Bandung (ITB) berdiri pada tahun 1959, Observatorium Bosscha kemudian menjadi bagian dari ITB. Dan sejak saat itu, Bosscha difungsikan sebagai lembaga penelitian dan pendidikan formal Astronomi di Indonesia.

B. Wujud Fisik Observatorium Bosscha

Terdapat 5 buah teleskop besar yaitu :

Terdapat 5 buah teleskop besar, yaitu:

  1. Teleskop Refraktor Ganda Zeiss

Teleskop ini biasa digunakan untuk mengamati bintang ganda visual, mengukur fotometri gerhana bintang, mengamati citra kawah bulan, mengamati planet, mengamati oposisi planet Mars, Saturnus, Jupiter, dan untuk mengamati citra detail komet terang serta benda langit lainnya. Teleskop ini mempunyai 2 lensa objektif dengan diameter masing-masing lensa 60 cm, dengan titik api atau fokusnya adalah 10,7 meter.

  1. Teleskop Schmidt Bima Sakti

Teleskop ini biasa digunakan untuk mempelajari struktur galaksi Bima Sakti, mempelajari spektrum bintang, mengamati asteroid, supernova, Nova untuk ditentukan terang dan komposisi kimiawinya, dan untuk memotret objek langit. Diameter lensa 71,12 cm. Diameter lensa koreksi biconcaf-biconfex 50 cm. Titik api/fokus 2,5 meter. Juga dilengkapi dengan prisma pembias dengan sudut prima 6,10, untuk memperoleh spektrum bintang. Dispersi prisma ini pada H-gamma 312A tiap malam. Alat bantu extra-telescope adalah Wedge Sensitometer, untuk menera kehitaman skala terang bintang , dan alat perekam film

  1. Teleskop Refraktor Bamberg

Teleskop ini biasa digunakan untuk menera terang bintang, menentukan skala jarak, mengukur fotometri gerhana bintang, mengamati citra kawah bulan, pengamatan matahari, dan untuk mengamati benda langit lainnya. Dilengkapi dengan fotoelektrik-fotometer untuk mendapatkan skala terang bintang dari intensitas cahaya listrik yang di timbulkan. Diameter lensa 37 cm. Titik api atau fokus 7 meter.

  1. Teleskop Cassegrain GOTO

Dengan teleskop ini, objek dapat langsung diamati dengan memasukkan data posisi objek tersebut. Kemudian data hasil pengamatan akan dimasukkan ke media penyimpanan data secara langsung. Teropong ini juga dapat digunakan untuk mengukur kuat cahaya bintang serta pengamatan spektrum bintang. Dilengakapi dengan spektograf dan fotoelektrik-fotometer

  1. Teleskop Refraktor Unitron

Teleskop ini biasa digunakan untuk melakukan pengamatan hilal, pengamatan gerhana bulan dan gerhana matahari, dan pemotretan bintik matahari serta pengamatan benda-benda langit lain. Dengan Diameter lensa 13 cm, dan fokus 87 cm.

C. Dasar Falsafah

Beberapa nama berikut pernah menjabat sebagai direktur atau kepala :

1. 1923 - 1940 : Dr. J. Voute

2. 1940 - 1942 : Dr. Aernout de Sitter

3. 1942 - 1946 : Prof. Dr. Masashi Miyaji

4. 1946 - 1949 : Prof. Dr. J. Hins

5. 1949 - 1958 : Prof. Dr. Gale Bruno van Albada

6. 1958 - 1959 : Prof. Dr. O. P. Hok dan Santoso Nitisastro (pejabat sementara)

7. 1959 - 1968 : Prof. Dr. The Pik Sin

8. 1968 - 1999 : Prof. Dr. Bambang Hidayat

9. 1999 - 2004 : Dr. Moedji Raharto

10. 2004 - 2006 : Dr. Dhani Herdiwijaya

11. 2006 - sekarang : Dr. Taufiq Hidayat

Saat ini, kondisi di sekitar Observatorium Bosscha dianggap tidak layak untuk mengadakan pengamatan. Hal ini diakibatkan oleh perkembangan pemukiman di daerah Lembang dan kawasan Bandung Utara yang tumbuh laju pesat sehingga banyak daerah atau kawasan yang dahulunya rimbun ataupun berupa hutan-hutan kecil dan area pepohonan tertutup menjadi area pemukiman, vila ataupun daerah pertanian yang bersifat komersial besar-besaran. Akibatnya banyak intensitas cahaya dari kawasan pemukiman yang menyebabkan terganggunya penelitian atau kegiatan peneropongan yang seharusnya membutuhkan intensitas cahaya lingkungan yang minimal. Sementara itu, kurang tegasnya dinas-dinas terkait seperti pertanahan, agraria dan pemukiman dikatakan cukup memberikan andil dalam hal ini. Dengan demikian observatorium yang pernah dikatakan sebagai observatorium satu-satunya di kawasan khatulistiwa ini menjadi terancam keberadaannya.

D. Lingkup Pelayanan

Observatorium ini karena dibuka untuk umum dan untuk memajukan ilmu Astronomi dan pengetahuan.

Dibuka : setiap hari kecuali hari-hari besar.

Pada Pukul 08.00 – 17.00

BAB III

WISATA CIATER

A. Wisata Ciater

Adalah desa di kecamatan Jalan Cagak, Subang, Jawa Barat, Indonesia.

Di Desa Ciater berlokasi obyek wisata pemandian air panas alam. Jarak dari Jakarta 185 km.

Seorang Ibu yang sudah cukup berumur santai duduk bersila diatas tikar bersama dengan anggota keluarganya. Disekitar lokasi duduk tersebut terdapat sumber mata air panas bercampur belerang yang diyakini dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Karena itu, tempat ini banyak dikunjungi oleh para wisatawan baik domestik maupun mancanegara.

Sumber mata air panas terdapat di beberapa tempat, namun air panas di Ciater ini terasa lain dari yang lain karena selain ditata dengan rapi juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas. Pesona tersendiri yang menjadi daya tarik daerah ini adalah diyakininya kandungan belerang yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Berdasarkan pengalaman, banyak pengunjung yang datang dan berendam di kolam air panas tersebut memperoleh kesembuhan dari berbagai penyakit seperti kelumpuhan, reumatik, gangguan syaraf, tulang dan berbagai penyakit kulit. Hal ini disebabkan karena sumber air tersebut mengandung belerang, yang mana berdasarkan tes laboratorium merupakan unsur yang cukup penting untuk perawatan berbagai penyakit apabila dilakukan secara teratur. Selain itu hasil analisa Balneologi membuktikan, sumber air hangat mineral yang ada mengandung Calsium, Magnesium, Chloride, Sulfat, Thermo, Mineral, Hypertherma dengan kadar Alumunium yang tinggi ( 38,5 equiv persen ) dan keasaman yang tinggi yaitu PH 2,45. Air tersebut setelah melalui sungai sepanjang 2000 m menjadi dingin dan digunakan oleh penduduk untuk kepentingan pengairan lahan persawahan. Konon air tersebut dapat mempertinggi mutu panen dari pada menggunakan air biasa.

Tempat wisata ini terletak di jalan raya Subang yang sangat mudah diakses oleh kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. Dari arah Jakarta lewat puncak menuju Subang ditempuh dengan jarak kurang lebih 212 km dengan waktu tempuh 5 jam, tetapi kalau lewat Purwakarta jarak tempuhnya hanya sekitar 185 km dengan waktu tempuh 185 km. Perjalanan sepanjang jalur ini tidak menjemukan, karena ketika kita memasuki wilayah Subang udara terasa sejuk, serta pegunungan teh yang menghiasi jalan yang berkelak-kelok membuat perjalanan lebih asyik. Baliho yang cukup besar terpampang jelas di jalan raya Subang yang menunjukkan keberadaan wisata air panas tersebut. Tinggal masuk ke dalam kurang lebih satu kilometer kita akan memasuki pintu masuk untuk membayar ticket masuk sebesar Rp 8,500 per orang dan tiap mobil kecil sebesar Rp 6,000. Sejenak kita bisa melihat-lihat suasana sekitar lokasi untuk melihat-lihat pedagang yang berjualan atau sekedar untuk bersantai sambil minum kopi. Lokasi parkir yang sangat luas ternyata sudah dipersiapkan oleh pengelola karena memang hampir tiap hari lokasi ini penuh dengan pengunjung apalagi tiap hari libur. Kapasitas untuk mobil sedan atau sekelasnya muat sekitar 500 unit, untuk truk atau bis sekitar 250 unit dan untuk kendaraan bermotor roda dua muat sekitar 1000 unit.

etelah berkeliling, kita masuk ke lokasi pemandian dimana lokasi pemandian ini terbagi menjadi beberapa area. Area terbuka adalah setiap orang yang sudah membayar ticket masuk tidak dikenakan biaya lagi, tapi area terbuka ini menjadi lalu lalang orang dan tempatnya pun berbatu-batu sehingga kurang begitu nyaman untuk rilek. Lokasi kedua adalah lokasi kolam terbuka dengan air panas yang mengandung belerang tersebut. Untuk masuk ke lokasi ini masing-masing orang dikenakan biaya Rp 15,000. Dengan membayar uang masuk tersebut kita bisa lebih nyaman untuk mandi serta disediakan ruangan untuk bilas setelah berendam dia air yang mengandung belerang tersebut. Areal ketiga adalah kamar VIP dimana kolam-kolam air panas terbagi dalam ruangan-ruangan tertutup dan kita bisa bebas mandi didalamnya. Untuk masuk ke kamar VIP ini kita dikenakan biaya sebesar Rp 20,000 termasuk mendapatkan soft drink - teh botol, handuk, shampoo dan sabun. Paling nyaman memang kita mandi di kamar VIP ini, disamping kita bisa rilek mandi juga betul-betul bisa menikmati segarnya mandi dengan air panas dari alam tanpa terganggu dengan yang lain. Kamar VIP tersebut selain ada air panasnya, juga dilengkapi dengan air dingin dari kran yang sudah tersedia sebagai pembilas ketika kita sudah puas berendam. Suhu air panas tersebut berkisar kalau langsung dari sumbernya ( Gunung Tangkuban Perahu ) berkisar antara 44 derajat celcius, tetapi setelah dialirkan ke kolam renang dan ke kamar-kamar mandi di dalam hotel turun menjadi 37 - 40 derajat celcius.

Selain tempat pemandian fasilitas lain pun tersedia cukup lengkap, ada tempat bermain untuk anak-anak, kuda tunggang dan delman, souvenir shop, golf driving range, kolam pancing dan ada juga atraksi program akhir pekan: domba tangkas, pertunjukan tari tradisional sisingaan khas Kabupaten Subang di panggung terbuka, panggung dangdut, badut dan lain-lain. Ketika ditanyakan kepada salah seorang staff di sana tentang kelengkapan fasilitas yang sangat lengkap ini dijawab,"tempat ini sudah dipromosikan secara internasional, sehingga semua fasilitas bahkan bertaraf internasional harus dipersiapkan,". Memang ketika kami berkunjung kesana terlihat banyak sekali turis mancanegara yang kesana, terutama turis-turis ini berkunjung ketika weekday, kalau weekend biasanya lebih banyak turis domestik.

Fasilitas lainnya adalah hotel yang terdiri dari 101 kamar dengan berbagai kelas yang disediakan bagi para tamu yang ingin menginap. Bagian luarnya dirancang secara harmonis berdasarkan arsitektur tradisional dan dilapisi dengan dinding bambu ( bilik ), ijuk atau sirap. Setiap kamar dilengkapi dengan kamar mandi air panas dan kolam renang khusus disediakan bagi para tamu hotel. Untuk makanan disediakan kedai, yaitu kedai Sunan Ambu dibuka selama 24 jam, dua kedai dibuka dari jam 08.00 sampai jam 23.00 WIB serta 1 restoran dibuka dari jam 08.00 sampai jam 23.00 WIB dengan fasilitas ruangan rapat cukup untuk 40 sampai dengan 250 orang.

Sebagai catatan, pelaku wisata di Jawa Barat cenderung untuk memisah-misahkan bagian-bagian dari tempat wisata tersebut sehingga bisa diperoleh penghasilan yang lebih bagi lebih banyak orang, jadi siapkan lebih banyak uang untuk menikmati tempat wisata di Jawa Barat.

B. Gunung Tangkupan Perahu

Kawah Gunung Tangkupan Perahu

Gunung Tangkuban Parahu atau Gunung Tangkuban Perahu adalah salah satu gunung yang terletak di provinsi Jawa Barat, Indonesia. Sekitar 20km ke arah utara Kota Bandung, dengan rimbun pohon pinus dan hamparan kebun teh di sekitarnya, gunung Tangkuban Parahu mempunyai ketinggian setinggi 2.084 meter. Bentuk gunung ini adalah Maar atau perisai yang telah meletus 400 tahun lalu. Jenis batuan yang dikeluarkan melalui letusan kebanyakan adalah lava dan sulfur, mineral yang dikeluarkan adalah sulfur belerang, mineral yang dikeluarkan saat gunung tidak aktif adalah uap belerang. Daerah Gunung Tangkuban Perahu dikelola oleh Perum Perhutanan. Suhu rata-rata hariannya adalah 170C pada siang hari dan 20C pada malam hari.

Gunung Tangkupan Perahu mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp, Hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau Hutan gunung.

  1. Legenda Rakyat Setempat

Asal-usul Gunung Tangkuban Parahu dikaitkan dengan legenda Sangkuriang, yang dikisahkan jatuh cinta kepada ibunya, Dayang Sumbi. Untuk menggagalkan niat anaknya menikahinya, Dayang Sumbi mengajukan syarat supaya Sangkuriang membuat perahu dalam semalam. Ketika usahanya gagal, Sangkuriang marah dan menendang perahu itu, sehingga mendarat dalam keadaan terbalik. Perahu inilah yang kemudian membentuk Gunung Tangkuban Parahu.

Gunung Tangkuban Parahu ini termasuk gunung api aktif yang statusnya diawasi terus oleh Direktorat Vulkanologi Indonesia. Beberapa kawahnya masih menunjukkan tanda tanda keaktifan gunung ini. Diantara tanda gunung berapi ini adalah munculnya gas belerang dan sumber-sumber air panas di kaki gunung, di antaranya adalah di kasawan Ciater, Subang.

Keberadaan gunung ini serta bentuk topografi Bandung yang berupa cekungan dengan bukit dan gunung di setiap sisinya menguatkan teori keberadaan sebuah telaga (kawah) besar yang kini merupakan kawasan Bandung. Diyakini oleh para ahli geologi bahwa kawasan dataran tinggi Bandung dengan ketinggian kurang lebih 709 m diatas permukaan laut merupakan sisa dari letusan gunung api purba yang dikenal sebagai Gunung Sunda dan Gunung Tangkuban Parahu merupakan sisa Gunung Sunda purba yang masih aktif. Fenomena seperti ini dapat dilihat pada Gunung Krakatau di Selat Sunda dan kawasan Ngorongoro di Tanzania, Afrika. Sehingga legenda Sangkuriang yang merupakan cerita masyarakat kawasan itu diyakini merupakan sebuah dokumentasi masyarakat kawasan Gunung sunda purba terhadap peristiwa pada saat itu.

C. Wisata Cibaduyut

Cibaduyut adalah pusat perbelanjaan di kota Bandung. Di sana berbagai jenis pakaian maupun makan ada. Kita bisa membeli apa saja yang diperlukan karena perlengkapan yang kita butuhkan juga tersedia. Makanan yang menjadi ciri adalah Peuyem, yang saat ini masih terkenal.

Cibaduyut merupakan tempat orang-orang berbelanja. Dan sebagian besar masyarakat disana pasti melihat keramaian akan banyaknya orang yang silih berganti. Disana terdapat juga merk sepatu yang mutunya bagus, dan juga celana jeans dengan berbagai model yang kita sukai.

Bisa anda bandingkan harga yang ditawarkan di Cibaduyut dengan harga lain. Anda pastik akan mendapatkan harga lebih murah disini, terlebih bila dengan tujuan untuk dijual kembali dijamin untungnya lebih banyak. Selain membeli dari toko, anda juga bisa memesan berbagai bentuk sepatu atau sandal yang bisa inginkan, karena di sini juga terdapat industri-industri sepatu atau sandal dalam pembuatannya. Serta bila kita ke Bandung kita bisa membeli cinderamata di sana, cara pembuatan, baju dan lainnya.

ARTIKEL

POLIO DAN VAKSIN POLIO

A. PENGERTIAN

Poliomyelitis atau yang lebih dikenal dengan penyakit polio adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus yang menyerang sistem saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan. Virus ini adalah virus RNA termasuk dalam famili picornaviridae dan terdiri dari 3 serotipe virus yaitu serotipe 1, serotipe 2 dan serotipe 3. Perbedaan ketiga tipe ini adalah pada sekuen nukleotidanya. Virus polio tine 1 (VP 1) adalah antigen yang paling dominan membentuk antibodi netralisasi, paling paralitogenik dan sering menimbulkan wabah. Sedangkan tipe 2 adalah yang paling jinak penyakit ini dapat menyerang semua kelompok umur tetapi yang paling rentan adalah umur <>

Sejak tahun 1995 di Indonesia tidak ditemukan kasus polio liar. Pada tahun 1995-1997 dilakukan imunisasi polio secara nasional dan diikuti imunisasi sub nasional pada tahun 1999, 2000 dan 2001 serta pada tahun 2002 dilakukan imunisasi secara nasional untuk menjamin kualitas imunisasi pada anak-anak. Imunisasi polio rutin yang telah dilakukan mencapai 90 % bayi secara nasional. Namun kenyataannya persentase di daerah tertentu lebih rendah. Pada tahun 2003 sistem surveilans paralysis pada anak-anak di Indonesia telah memenuhi standar global minimum. Hasil review tim ahli internasional, bulan Juni 2003 menyatakan bahwa sistem surveilans tersebut sudah cukup untuk mendeteksi penyebaran virus polio liar di Indonesia.

Pada tahun 2004 sampai awal tahun 2005 beberapa negara di dunia yang telah dinyatakan bebas polio mempunyai pengalaman mendapat virus polio impor dari negara endemic polio. Pada April 2005 ditemukan kasus lumpuh layuh akut atau Accute Flacid Paralysis (AFP) Di Sukabumi dan setelah dilakukan uji laboratorium ternyata ditemukan VPL dalam isolate tinja sebagian penderita AFP. Untuk mengetahui apakah virus tersebut merupakan virus indigenous (asli Indonesia) atau impor, maka dilakukan pemeriksaan genetic sequencing di laboratorium Global Specialized (GSL) WHO di Mumbay, India. Hasil pemeriksaan menyatakan bahwa VPL Sukabumi merupakan virus polio impor karena strain virus tidak mempunyai kemiripan dengan virus yang pernah diidentifikasi di Indonesia. VPL adalah virus polio yang terdapat di alam, bukan berasal dari vaksin dan dapat menyebabkan penyakit polio (AFP) pada sebagian orang yang terserang. AFP dapat disebabkan oleh beberapa penyebab, bukan hanya VPL. Polio merupakan salah satu dari beberapa penyebab AFP. Beberapa kasus yang dapat dikelompokkan dalam AFP selain VPL antara lain Gullain Bare Syndrome (GBS-50 % kasus), Myeliyis transversa akut, Polio like paralys akibat enter virus lain, Acute progressive myelopati, myasthenia gravis, China paralytic syndrome, tick paralysis, keracunan botulisme dan masih banyak lagi. Berdasarkan beberapa kasus AFP yang ditemukan, pemerintah melakukan tindakan cepat sebagai berikut :

Ø ORI (Outbreak Respon Immunization) yaitu dengan memberikan vaksin polio orial terhadap anak berusia 5 tahun ke bawah, 72 jam setelah virus diidentifikasi, di daerah KLB polio. Vaksin polio ini tidak memberikan konstribusi langsung pada pemberantasan KLB. OR1 lebih ditujukan untuk melindungi anak-anak di sekitar penderita agar tidak terserang polio.

Ø Mop up pada akhir Mei dan Juni 2005 yaitu dilakukan vaksinasi oral masal pada anak berusia 5 tahun ke bawah di 3 daerah KLB tanpa memandang status imunisasinya. Dilakukan sesegera mungkin setelah virus dapat diidentifikasi di suatu wilayah yang penyebaran virusnya diyakini terlokalisir. Gunanya adalah untuk mencegah penyebaran penyakit polio ke daerah lain dan mencegah penularan polio yang lebih luas.

Ø Pekan imunisasi Nasional (PIN) akan dilakukan secara masal dan serentak pada akhir Agustus dan Akhir September. Tujuannya adalah untuk mencegah penyebaran VPL karena masih ada risiko penularan ke propinsi yang tidak melaksanakan mop up walaupun mop up sudah dilaksanakan di tiga propinsi tersebut. Hal ini didasarkan pada bahwa penderita masih mengeluarkan virus polio dari tubuhnya sampai dua bulan

Ø Surveilans AFP atau pencarian kasus AFP adalah pengamatan terhadap kasus kelumpuhan (AFP) yang terjadi pada anak berusia di bawah 15 tahun. Tujuannya untuk menemukan adanya transmisi virus polio liar.

B. CARA PENULARAN

Virus polio masuk ke dalam tubuh manusia melalui mulut yaitu dari tangan atau benda lain yang terkontaminasi tinja manusia yang terinfeksi virus polio. Penularan dapat pula terjadi melalui sumber air yang tercemar virus polio liar. Virus ini berkembang biak di tenggorokkan dan usus manusia. Virus polio yang sudah berkembang di dalam usus akan keluar melalui tinja dan inilah yang akan menjadi sumber penularan penyakit polio. Hal ini dapat dicegah dengan sanitasi dan hygiene pribadi dan lingkungan yang baik serta peningkatan imunitas masyarakat dengan gizi yang baik.

Virus polio hanya dapat hidup di dalam tubuh manusia, tanpa melalui hewan perantara dan di luar tubuh manusia virus polio dapat bertahan hidup pada suhu 8°C. Pada cuaca panas dan terkena sinar matahari hanya dapat bertahan hidup selama 2 — 4 hari. Virus ini dapat bertahan hidup lebih lama di daerah lembab dan dingin. Virus polio akan mati dengan (suhu 60°C) selama 30 menit, dalam larutan klorin, Na hipoklorit / kaporit minimal 1 %, larutan formaldehid, dan sinar UV, tidak mati dengan sabun, lisol dan alkohol.

C. TANDA dan GEJALA

Bila virus polio sudah masuk dalam tubuh manusia, masa inkubasi sampai dengan timbulnya gejala adalah antara 4 sampai 35 hari. VPL dapat menimbulkan gejala sebagai berikut :

Ø Asimptomatik / tidak menunjukkan gejala, pada 72 % kasus

Ø Sakit ringan seperti flu biasa (minor illness), pada 24 % kasus dengan gejala seperti demam, perasaan tidak enak, mengantuk, sakit kepala, mual, muntah, konstipasi, dan sakit tenggorokan.

Ø Meningitis asseptis (monpara poliomyelitis) atau radang selaput otak aseptis, pada 4 % kasus, biasanya diawali dengan gejala minor illness ( 1 sampai 2 hari ) seperti demam, sakit tenggorokkan, muntah, perasaan tidak enak kemudian diikuti kelakuan pada leher dan punggung, muntah, sakit kepala, nyeri pada tungkai, punggung dan leher. Penyembuhan dapat terjadi dengan sendirinya dan pada sedikit kasus dapat disertai lemah otot atau kelumpuhan.

Ø Kelumpuhan ( paralytic poliomyelitis ) pada 1 % kasus, biasanya diawali dengan minor illness dalam beberapa hari kemudian dengan cepat terjadi kelumpuhan yang permanen / lumpuh layuh akut, disertai demam dan nyeri pada daerah yang lumpuh. Kelumpuhan yang terjadi biasanya tidak simetris. Kesembuhan total atau sebagian dapat terjadi dari hasil kompensasi otot yang masih berfungsi.

Sebagian besar (95 %) orang yang terinfeksi VPL, tidak menunjukkan gejala atau hanya menunjukkan gejala ringan. Kasus ini tidak dapat terdeteksi secara klinis. Hal ini berarti jika ditemukan 1 kasus lumpuh karena virus polio liar. di sekitarnya ada 100 — 200 orang yang terinfeksi virus polio tetapi tidak menunjukkan gejala. Orang-orang ini akan menyebarkan VPL melalui tinjanya dengan cepat dan dalam wilayah yang luas.

Virus polio liar dapat dengan mudah menyerang pada keadaan :

Ø Defisiensi imun yaitu pada anak-anak dengan status imunisasi tidak lengkap / tidak pernah diimunisasi.

Ø Defisiansi gizi

Ø Daerah dengan sanitasi dan hygiene yang buruk

Ø Kehamilan pada usia muda atau tua

Ø Tonsilektomi

Ø Injeksi intramuskular

D. PENCEGAHAN

Satu-satunya cara untuk mencegah penularan virus polio adalah dengan imunisasi. Ada 2 vaksin polio yang dikenal yaitu :

1. OPV (Oral Polio Vaccine) adalah virus polio yang dilemahkan dan diberikan melalui mulut dengan cara diteteskan. OPV mengandung virus polio strain sabin serotype 1,2 dan 3 yang dibiakkan pada kultur sel ginjal monyet, antibiotik neomisin dan striptomicyn. Untuk menjamin khasiat dan keamanan vaksin polio, setiap lot / batch vaksin polio yang diproduksi harus mendapat release dan badan POM. Pemberian vaksin OPV sebaiknya diberikan pada anak dalam kondisi sehat, tidak boleh diberikan pada anak yang mengalami sakit gangguan kekebalan tubuh atau defisiensi imun (leukemia, HIV/AIDS dan lain-lain), anak yang mendapat obat golongan steroid jangka lama, anak yang sedang dirawat di rumah sakit. OPV diberikan pada anak-anak dengan 4 dosis terbagi (masing-masing 2 tetes) sebelum usia 1 tahun yaitu pada usia 0 bulan, saat pulang dari rumah bersalin, dilanjutkan pada usia 3,4 dan 5 bulan. Ikatan Dokter Anal( Indonesia (IDAI) merekomendasikan memberikan tambahan dosis pada umur 18 bulan dan 5 tahun untuk meyakinkan anak mendapatkan dosis yang cukup. Total pemberian OPV adalah 6 dosis sebelum 5 tahun untuk mencapai dosis kekebalan maksimal. OPV membentuk antibodi dalam darah, dapat mencegah penyebaran virus ke sistem saraf, dan segera dapat membentuk kekebalan lokal sementara (selama 100 hari) di usus. Setelah mendapat 4 dosis atau lebih, baru terjadi kekebalan tubuh secara menyeluruh. Sistem kekebalan tersebut akan mencegah penyebaran virus dari satu orang ke orang lain, karena dapat mencegah multiplikasi virus polio. Keuntungan OPV adalah mudah diberikan oleh sukarelawan tidak memerlukan keahlian khusus dalam pemberiannya, tidak memerlukan peralatan suntik yang steril, relative lebih murah, dapat digunakan dalam waktu bersamaan di daerah yang sangat luas termasuk daerah dengan kondisi sanitasi yang kurang baik. OPV dapat mencegah penyebaran virus polio liar pada daerah yang mengalami wabah (daerah KLB) polio.

2. IPV (Inactivated Polio Vaccine) yang diberikan secara suntikan hanya sedikit memberikan kekebalan lokal di usus tetapi memberikan kekebalan yang kuat di seluruh tubuh pada orang yang telah mendapat dosis lengkap. Total dosis yang diberikan adalah 4 dosis. Diberikan pada anak yang mempunyai halangan / kontraindikasi untuk mendapat OPV, pasien di luar daerah wabah, pasien yang ragu-ragu tentang status imunisasi anak, orang dewasa yang melakukan perjalanan ke daerah KLB/ wabah, pekerja laboratorium yang menangani virus polio dan petugas kesehatan yang merawat pasien polio. IPV tidak dapat mencegah penyebaran virus polio karena tidak dapat mencegah terjadinya multiplikasi virus polio di usus seperti pada OPV.

E. TATA LAKSANA PENYIMPANAN VAKSIN POLIO

Vaksin polio berupa cairan jernih berwarna merah muda. Persyaratan potensi tipe-1 10 CCID /0.1 ml (CCI(D)= (Cell Culture Infected Dose ),tipe-210 CCID /0.1 ml tipe-3 >10 CC/0 /0.1 ml Persyaratan stabilitas adalah penurunan titer tidak boleh lebih dari 10 CCID / 0.1 ml" setelah inkubasi 37°C selama 48 jam. Vaksin ini cepat rusak pada penyimpanan yang tidak memenuhi syarat karena itu sistem penyimpanan harus diatur sesuai tata laksana penyimpanan dibawah ini.

Sebaiknya vaksin di simpan dalam freezer pada suhu <-20°C dan terlindung dari cahaya. Penetapan waktu kadaluwarsa dilakukan maksimal 2 tahun setelah pengujian terakhir. Jika vial sudah dibuka, harus disimpan pada suhu 2°C - 8°C dan harus digunakan tidak ( lebih dari 8 jam setelah dibuka. Vaksin yang telah digunakan (bila tidak habis pakai) dan wadahnya harus di hancurkan.

Penyimpanan vaksin dengan sistem cold chain terdiri dari :

Ø Lemari es;

Ø Mini Freezer (dapat mencapai temperatur -25 °C). Digunakan khusus untuk membekukan coll pack atau membuat es yang akan digunakan sebagai media pendinginan selama vaksin dalam perjalanan ke lapangan atau posyandu;

Ø Vaccine Carrier (suhu 2-8 °C) dipakai untuk membawa vaksin ke Dati II/posyandu. Diperlukan 4 buah cord pack@ 0.6 liter atau es batu dengan ketahanan suhu <>

Ø Cold box

Ø Termos (dapat mempertahankan suhu 2-8°C kurang dari 12 jam).Cold Pack sebagai media pendingin yang merupakan bagian dari cold box, vaccine carrier dan termos, tanpa cold pack alat tersebut tidak dapat digunakan.

DAFTAR PUSTAKA

Goodman & Gilman's The Pharmacological Basis of Therapeutics, 10th ed. Mc Graw-Hill Co., New York, 2001

Oya Akira et al., Vaccine Handbook, Maruzen Co. Ltd., 1st ed., Tokyo, 1996

World Healt Organization, WHO Expert Committee on Biological Srandardization, Technical Report Series 904, Fiftienth Report, Geneva, 2002.

Ditjen P2MPL Depkes RI, Model Latihan Petugas Imunisasi Edisi Ketujuh Jakarta 2000

Phil D Joklik Wolfgang.K, Virology, 3th Edition, Connecticut, 1988

http://www.poliroeredication.org

Rekomendasi Pengurus Pusat IDAI mengenai Tindakan Menghadapi Munculnya Kasus Polio

Dirjen PP & PL, Makalah Seminar : Polio, Masalah dan Penanggulangannya, 21 Juli 2005 Jakarta

World Healt Organization, Technical Report Series, No. 800, 1990 : Requirement for Poliomyelitis Vaccine (Oral)

Plotkinm, Stanley A. Orenstein Walter A., Vaccine, 3th edition, W.B. Saunders Company, 1999

Site Info

Leave a Reply